Kamis, 12 Juni 2014

Topik 12 : Perspective on Psychotherapy


Topik 12 : Perspective on Psychotherapy

Learning out comes :

Siswa harus dapat menjelaskan beberapa tokoh di bawah ini, yaitu :
1. menjelaskan pemikiran dari Alfred Adler.
2. menjelaskan pemikiran dari Anna Freud.
3. menjelaskan pemikiran dari Fritz Perls.
4. menjelaskan pemikiran dari Viktor Frankl.
5. menjelaskan pemikiran dari Virgina Satir.


 1.     Alfred Adler ( 1870- 1937)

 Alfred Adler lahir di Rudolfsheim, Austria pada tanggal 7 Februari 1870 dan meninggal di Aberdeen, Skotlandia pada tanggal 28 Mei 1937. Pada masa kecilnya Adler sering sakit dan hampir meninggal di usia 5 tahun karena penyakit pneumonia. Adler menyelesaikan pendidikan dokternya pada tahun 1895 setelah itu pada tahun 1902 ia mulai secara ruti mengikuti pertemuan mingguan dengan Freud. Adler adalah pengikut pertama dari Sigmund Freud. IMereka bertemu pada tahun 1899, tetapi hal ini tidak berlangsung sangat lama. Adler mulai mengkritik Freud secara terbuka terutama teori Freud mengenai Libido (seksualitas), akhirnya pada tahun 1911 mereka terpecah. Karena Adler merupakan pembicara yang cerdas,dinamis, karismatik dan menarik perhatian banyak orang  sehingga Adler mempunyai kelompok pengikut sendiri. lalu, pada tahun 1934 ia menjadi penduduk tetap di Amerika dan mengajar di banyak tempat, mengajar di Sekolah Tinggi Kedokteran Long Island. Dan pada tahun 1937 ia meninggal ketika melakukan perjalanan ke Eropa sebagai pembicara karena serangan jantung.

Adler merupakan pelopor dari psikologi Individual. psikologi individual Adler merupakan sebuah alternatif dari pandangan-pandangan Freud dan masih dalam model psikoanalitiknya Freud. ia mengatakan bahwa  “organ inferiority”  pada setiap orang tidaklah sama, karena itu setiap manusia tidaklah sama dalam menkompensasi rasa inferioritynya. Dalam “organ inferiority” fungsi tujuan dari sebuah perilaku manusia dalam pencapaian kesempurnaan itu sangat penting. Adler juga disebut sebagai psikologis yang sosiologistis, karena menurut Adler watak seseorang itu ditentukan pula oleh hubungannya dengan masyarakat. Walaupun demikian Adler lebih menawarkan suatu pandangan tentang aktivitas manusia secara umum ketika manusia dilahirkan ia memiliki rasa inferior karena lingkungannya lebih kuat dan cerdas. Tetapi, karena rasa inferior atau rendah diri tersebut, manusia selalu mempunyai motivasi atau dorongan untuk mendekatkannya pada kesempurnaan atau ke idealisannya, dan juga sebagai bentuk kompensasi untuk memenuhi kesempurnaannya. Motivasi bagi adler adalah tarikan positif dari manusia untuk merubah diri dan menjadi superioritas.
Psikologi individual Adler yang bersifat personalistik ini merupakan pandangan holistic dari kepribadian yang menekankan kebutuhan akan keutuhan diri, kesempurnaan, dan tujuan khusus. Keutuhan kepribadian itu di dapat sebagai hasil upaya-upaya seseorang untuk mencapai superioritas, apabila keutuhan kepribadian itu telah berhasil dicapai, hal itu dapat dilihat sebagai fenomena-fenomena psikis yang benar-benar berasal dari kekuatan unik pada individu. Bagi Adler, tingkah laku manusia saat ini adalah sebagai upaya dalam pencapaian kesempurnaan dimasa depan karena manusia selalu melakukan kompensasi untuk mencapai kesempurnaannya. Menurut Adler, kompensasi yang dilakukan oleh individu-individu itu tidak selalu berhasil. Pada beberapa individu, rasa rendah diri bisa meningkat menjadi “inferiority complex”, dalam hal ini biasanya individu melakukan over compensation dalam melakukan kompensasi. Hal ini yang juga membedakannya dari Freud, Freud berkata bahwa segala sesuatu yang terjadi di masa lalu adalah sebagai pembentuk siapa dan bagaimana orang itu di masa kini.
Anak-anak dan orang dewasa dengan kepribadian yang sehat dan seimbang akan bertambah keyakinan atau percaya dirinya setiap kali mereka merasa mampu untuk memenuhi tujuan externalnya, dan membuat kepercayaan dirinya meningkat. Namun demikian, individu yang tidak memiliki kepribadian yang tidak seimbang, keberhasilan tidak mengurangi rasa inferioritynya, sehingga membuat perasaan inferioritynya itu menjadi complex (inferiority complex) meningkat.

Every child feels inferior because stronger,smarter people surround them.

Inferiority motives them to try to do and achieve things.

In a balanced psyce,success relieves feelings of inferiority…
In an unbalanced psyche, success doesn’t relieve feelings of inferiority…

…and confidence develops.
…and an inferiority complex develops.

Aliran:

Adler adalah tokoh dari Psikologi individual.

Referensi :

Sarwono, Sarlito W. (2002). Berkenalan Dengan Aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. 3rd Edition.  BULAN.  Jakarta. 

Brennan, James F. (2006). Sejarah dan Sistem Psikologi. 6th Edition. RAJAP. Depok.

Collin, chaterine; Benson Nigel; Ginsburg Joannah; Grand Voula; Lazyan, Merrin; Weeks, Marcus.. (2011). The Psychology Book. 1st edition. Dorling Kindersley. London.


2. Anna Freud (1895-1982)


Anna Freud adalah putrid dari Sigmund Freud dan anak terakhir dari 6 bersaudara. Anna lahir di Wina pada tanggal 3 desember 1895. Anna berbeda dari kakak-kakaknya, ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ayahnya (Sigmund Freud). Ia adalah seorang psikolog dengan aliran yang sama dengan ayahnya yaitu psikoanalitik. Pada tahun 1912 ia lulus dari pendidikannya, dan pada tahun 1918 ia menjalani psikoanalisisnya dengan ayahnya dan pada tahun 1922 ia diterima sebagai anggota kongres psikoanalitik internasional. pada tahun 1927-1934 ia mengepalai asosiasi psikoanalitik internasional dan terus mengembangkan praktek analisis anak. ia juga menerima banyak gelar doctor kehormatan di beberapa universitas di Amerika. Setelah ia meninggal pada tahun 1982 di London, rumahnya dijadikan sebagai museum Freud.
Freud (ayah Anna) menjelaskan hal yang serupa yang berhubungan dengan alam bawah sadar manusia, dan itu terdiri dari 3 bagian, yaitu : id,ego, dan superego. Id itu seperti hasrat untuk memenuhi keinginan sepenuhnya, hal ang dilakukan yang menghasilkan rasa yang menyenangkan seperti makan, kenyamanan, kehangatan, dan sex.
Superego, seperti hal nya penalaran moral manusia. Superego itu sebagai alat pertimbangan kita terhadap nilai-nilai yang berlaku di sekitar kita seperti ketetapan peraturan orangtua, masyarakat dan memberikan informasi apa yang seharusnya kita lakukan dan apa yang seharusnya tidak kita lakukan.
Dan yang terakhir adalah ego. Ego sebagai moderator perilaku kita. Ego juga sebagai pembuat keputusan yang menghasilkan keputusan secara dewasa, mengontrol dan menilai bagaimana kita harus bertindak, apa yang seharusnya dilakukan dan tidak ( antara id dan superego).
Anna freud memperluas ide dari ayahnya Freud. Ia menitik beratkan pada pembentukan superego dan dampaknya terhadao ego. Ego memperhitungkan realitas dunia dan juga secara bersamaan terlibat dengan id dan diturunkan ke posisi yang rendah oleh superego. Superego berbicara melalui bahasa bersalah dan malu atau seperti diinternalisasikan oleh orangtua. Kita dapat mendengar superego secara jelas ketika kita menghadapi adanya pertentangan atau permusuhan(hostility) dengan ego.
Ego defense mechanism (mekanisme pertahanan ego),suara kritis dari super egomenyebabkan kecemasan, dan ini mengarah kepada Anna Freud, kita menggunakan pertahanan ego untuk berperan. Ini adalah berbagai metode yang digunakan untuk mencegah kecemasan dari kecemasan yang menjadi luar biasa. Freud menggambarkan banyak mekanisme pertahanan yang di gunakan, dari humor and sublimation ke denial dan displacement. Teori ini adalah untuk membuktikan banyaknya lapisan dalam terapi humanis dari abad ke 20.

Aliran :

Anna adalah psikolog dengan pendekatan psikoanalisis.

Referensi :

Collin, chaterine; Benson Nigel; Ginsburg Joannah; Grand Voula; Lazyan, Merrin; Weeks, Marcus.. (2011). The Psychology Book. 1st edition. Dorling Kindersley. London.

http://en.wikipedia.org/wiki/Anna_Freud diunduh pada tanggal 28 mei 2014


 3. Fritz Perls (1893-1970)


Frederick “ Fritz” Salomon Perls lahir di Berlin pada akhir abad ke 19. Ia mengambil pendidikan kedokteran  dan setelah menjalani waktu yang cepat di Jerman  selama Perang Dunia 1, ia mendapat gelar doktornya. Kemudian ia bekerja sebagai psikiatris, dan setelah itu ia menikah dengan seorang psikolog Laura Posner in 1930, llau melakukan emigrasi ke Afrika Selatan, dimana Fritz Perls dan istrinya mendirikan psychoanalytic institute. Karena mereka merasa kecewa dengan over intellectualism dari pendekatam psikoanalitik, mereka pindah ke New York City pada akhir tahun 1940-an, dan menjadi tenggelam dalam budaya yang berkembang pesat dari pemikiran yang maju. Di akhir 1960-an, Perls dan Posner berpisah dan Perls pindah ke California dimana ia terus mengubah lanskap psikoterapi. Ia meninggalkan Amerika Serikat untuk memulai sebuah pusat terapi di Kanada pada tahun 1969, namun meninggal satu tahun kemudian gagal jantung saat melakukan workshop.
            Gestalt therapy menggunakan keyakinan atas pengalaman, persepsi,dan tanggung jawab seseorang, keduanya untuk salah satu pemikiran dan perasaan, untuk membangun  perkembangan individu dalam bidang pembangunan kemampuan dari control internal. Perls menegaskan bahwa kita bisa mengontrol pengalaman dalam diri kita tanpa harus memperhatikan lingkungan sekitar kita.satu hal yang harus kita mengerti bahwa persepsi kita membentuk pengalaman kita, kita bisa melihat bagaimana peran yang kita perankan dan aksi yang kita gunakan sebagai alat yang selanjutnya bahwa kesadaran bisa kita gunakan sebagai alat untuk mengubah realitas dan juga kebenaran itu bisa diterima hanya jika kebenaran itu dapat di temukan sendiri.
Dalam pendekatan gestalt therapy ini mempunyai karakteristik yang hangat, mempunyai hubungan yang empatik antara terapis dan pasien. Dalam terapi ini, komponen penggunaan bahasa juga sangat penting. Kita menganggap atau kita mengandaikan semua yang terjadi di realita ini atas keputusan atau kehendak kita, bukan karena lingkungan yang membuat kita berperilaku tertentu. Seperti contoh “saya harus tinggalkan tempat ini” diubah menjadi “ saya ingin tinggalkan tempat ini” dan “saya tidak bias melakukannya” menjadi “ saya tidak ingin melakukannya”. Penggunaan bahasa seperti ini bisa membantu adanya rasa kepemilikan dalam diri. Asumsi dasar dari terapi ini ialah bahwa setiap individu dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan dalam hidup.

People believe that their viewpoint of the world is the objective truth

But human experience is colored by the personal “lenses” through which we view it.

Because it is our perception that shapes our experience…

…it is possible to change our inner realities, and ultimately our external realities.
…we must discard the “given” values of society and family, and discover our own, true values.

We become aware that we are building our own world, or “truth”.

Truth can only be tolerated if you discover it yourself


Aliran :

Fritz Perls adalah tokoh psikologi dengan pendekatan terapi gestalt.

Referensi :

Collin, chaterine; Benson Nigel; Ginsburg Joannah; Grand Voula; Lazyan, Merrin; Weeks, Marcus.. (2011). The Psychology Book. 1st edition. Dorling Kindersley. London.






4. viktor Frankl ( 1905- 1997)


 Frank lahir di Wina Australia pada tanggal 26 maret 1905. Minatnya terhadap psikologi  muncul sejak ia masih muda. Untuk Ujian akhir Frank di SMA Frank menulis makalah psikologi dengan pemikiran filsafat. Pada tahun 1923, saat Frank lulus SMA ia langsung masuk Universitas WIna, Australia dengan pendidikan kedokteran dan mengambil spesialisasi dalam bidang psikiatri dan neurologi. Kemudian , dari tahun 1933-1937 ia memimpin sesuatu yang dinamakan “selbstmorderpavillon” atau yang dimaksud pavilion bunuh diri di Rumah Sakit Umum di WIna.
Pada tahun 1937-1940 ia melakukan praktik sendiri dengan praktik psikiatri. Pada tahun 1940-1942 ia memimpin sebuah departemen neurologi di Rumah Sakit Rotshchild, dan pada saat itu,itu adalah satu-satunya Rumah sakit yang tersisa di Wina yang diizinkan menerima pasien Yahudi.
Dalam bukunya “man’s seachr for meaning”ia menceritakan kisah kehidupannya sebagai  tahanan biasa secara objektif di dalam kamp konsentrasi  dari perspektif psikiater. Ia berusaha mencari makna kehidupan dimanapun keberadaannya sekalipun sekelam apapun kehidupannya.dan alas an untuk tetap hidup. Pada tahun 1946 ia ditunjuk untuk mengelola piloklinik neurologi di Wina dan ia bekerja disitu hingga tahun 1971.
Frankl adalah seorang tokoh psikologi yang terspesialisasi dalam pencegahan bunuh diri dan depression treatment. pada tahun 1942 ia,istrinya, saudara laki-lakiya dan orang tuanya ditempatkan dalam sebuah Kamp konsentrasi. Selama 3 tahun ia berjuang untuk bertahan hidup, dan akhirnya ia berhasil untuk bertahan hidup disana kecuali istri dan kedua orang tuanya yang tidak selamat karena dibunuh di kamp konsentrasi. Hal itu yang membuat ia menuliskan buku yang berjudul “ man’s search for meaning”. Dibuku tersebut ia menjelaskan bahwa manusia memiliki 2 kekuatan psikologis yang memungkinkan manusia untuk mengatasi kesulitannya, dan melewati situasi-situasi tersebut untuk melangkah maju dalam keadaan tersedih, terpuruk, dan keadaan penyiksaan pun mempunyai makna, setiap manusia mempunyai kekuatan untuk tetap bertahan hidup . Kekuatan ini, antara lain adalah kapasitas untuk membuat keputusan dan kebebasan dalam bertingkah laku. Frank juga menjelaskan bahwa manusia bukanlah bentukan lingkungan sepenuhnya melainkan,manusia mengijinkan lingkungan untuk membentuk dirinya.
Dari pengalamannnya bersama pasien-pasiennya, dia menyimpulkan bahwa manusia dapat mengambil makna dari setiap penderitaannya. Menurut Frankl makna adalah sesuatu yang kita temukan dan bukan yang kita ciptakan, dan kita harus menemukannya oleh diri kita sendiri. Kita dpt menemukannya melalui kehidupan khusunya dalam percintaan, menciptakan sesuatu dan cara kita untuk melihat sesuatu, hal inilah yang mendasarinya dalam pemikiran psikiatri yang dikembangkan Frank yaitu Logoterapi.


Aliran :

Viktor Frankl adalah tokoh dengan pendekatan logotherapy.
Referensi :

Collin, chaterine; Benson Nigel; Ginsburg Joannah; Grand Voula; Lazyan, Merrin; Weeks, Marcus.. (2011). The Psychology Book. 1st edition. Dorling Kindersley. London


 5. Virgina Satir(1916-1988)



Virgina Satir lahir pada tanggal 26 Juni 1916 di sebuah desa di Wisconsin, Amerika dan telah memutuskan bahwa dia ingin menjadi seorang detektif orang tua pada saat umurnya 6 tahun. Ia kehilangan pendengaran untuk 2 tahun karena sebuah penyakit, hal itu membantu untuk membuat penelitian komunikasi nonverbalnya. Dan memberi dia pengetahuan mengenai kesensitif-an dalam perilaku manusia. Ayahnya seorang pecandu alcohol dan dia telah mengetahui dengan baik dinamika dari perawatan yang harus diambil, cara menyalahkan, cara untuk menyenangkan yang terjadi disekitarnya selama masa kecilnya. Satir dilatih sebagai seorang guru tetapi ketertarikan dia pada masalah dari penghargaan diri pada anak membuatnya untuk mengambil pendidikn S2 di bagian social. Ia mengatur program pelatihan terapi keluarga resmi pertamanya di Amerika dan “ Satir model masih berpengaruh besar d psikologi individu dan organisasi. Ia biasa disebut sebagai “ibu dari terapi keluarga”dan ia meninggal pada tanggal 10 September 1988, di California, Amerika.
Virgina Satir mengakui pentingnya peran keluarga dalam pembentukan kepribadian, dan dapat terlihat dalam perbedaan antara kesehatan, fungsi keluarga,dan satu yang sudah tidak berfungsi. Dia sangat tertarik dalam peran yang mana individu cenderung untuk mengadopsi dalam rangka untuk mengkompensasi ketika dinamika kesehatan berbeda antar anggotra keluarga. Kehidupan keluarga yang sehat melibatkan terbuka, dan saling member perhatian, dan mengekspresikan hal positif, serta cinta antar anggota keluarga. Lebih dari beberapa terapi sebelumnya menekankan kekuatan akan kasih, pengasuhan yang sesuai dengan tahap perkembangan atau harus disesuaikan.
Ketika anggota keluarga mengurangi kemampuan untuk mengekspresikan emosi dengan terbuka dan rasa sayang, Satir menyarankan bahwa “peran” kepribadian, cenderung muncul di tempat dari identitas asli. Satir mencatat 5 peran umum yang biasanya anggota keluarga tiru, khusunya ketika stress seperti, distractor, computer, leveler, blamer, placator. Distractor sebagai pembuat focus berpindah, computer sebagai individu yang memiliki hidup yang jauh dari kasih saying, leveler sebagai individu yang terbuka, jujur dan penghubung langsung, blamer sebagai individu yang suka membuat masalah atau menyalahkan, dan placatory sebagai individu yang suka meminta maaf dan memaafkan.
Hanya levelers yang mengatur kesehatan,posisi selaras, mempunyai perasaan yang mendalam, menyesuaikan komunikasi mereka dengan keluarganya. lainnya yang mengadopsi bermacam peran  karena penghargaan diri yang rendah menyebabkan mereka takut untuk mengeluarkan perasaan yang sebenarnya. Placator takut akan penolakan, blamers menyerang orang lain karena menyembunyikan perasaan yang tidak berguna, computers mengandalkan kecerdasan mereka untuk berhenti mengakui perasaan mereka dan distracters biasanya anak termuda dalam sebuah keluarga, percaya bahwa mereka akan hanya dicintai apabila mereka terlihat sebagai anak yang manis dan hangat. Peran mengadopsi ini mungkin diterima dalam sebuah fungsi keluarga, tetapi mereka dapat mengalahkan kemampuan setiap individu untuk menjadikan seseorang yang sejati di masa dewasa.

 We learn to react in certain ways to be members of our family


These reactions shape a role that we adopt, especially when under stress
           
This role may overwhelm our authentic self and be taken with us into adulthood

The family is the “factory” where people are made


Aliran :

Virginia Satir adalah tokoh dari pendekatan family therapy.

Referensi :

Collin, chaterine; Benson Nigel; Ginsburg Joannah; Grand Voula; Lazyan, Merrin; Weeks, Marcus.. (2011). The Psychology Book. 1st edition. Dorling Kindersley. London

Kamis, 17 April 2014

SOSOK : ABDIAN RAHMAN, MENGANGKAT KESEHARIAN KAMPUNG DALAM SASTRA


Kompas, Rabu, 26 Maret 2014


MENGANGKAT KESEHARIAN KAMPUNG DALAM SASTRA

Abdian Rahman ialah penulis cerpem yang mengangkat keseharian kampung dalam cerpennya yang ditu jukkan dalam beberapa judul cerpennya, antara lain Perempuan dalam Sakaya. Kuburan Uak, dan Sorea yang berarti pengumuman untuk sebuah kegiatan di kampung dengan cara berteriak. Kosakata itu ialah kosakata bahasa Kaili yang banyak digunakan di daerah Sulawesi tengah.
Abdian menggunakan istilah-istilah ini dengan tujuan agar bahasa local tidak punah, dan juga kosakata-kosakata itu terasa lebih emosional,sastrawi, dan simbolis. Abdian ialah mahasiswa jurusan  Bahasa Indonesia Fakultas ilmu Pendidikan dan Keguruan di Universitas Tadulako (FKIP, Untad) di Palu, tahun 2011. Sejak lulus itulah abdian memutuskan untuk tinggal di kampung,. Ia mengabdika dirinya sebagai guru honorer di SMP dan SMA di Desa Meli, Balaesang, Kabupaten Donggal. hal inilah yang membuat abdian tertarik untuk menulis kehidupan masyarakat Kaili, baik yang masa kini maupun masa lampau. Abdian adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Ia menekuni tulis-menulis sejak ia baru pertama masuk kuliah pada tahun 2007. Pada tahun pertama kuliah, ia langsung bergabung dengan Sanggar Seni Bahana milik Jurusan Bahasa Indonesia FKIP Untad. Sanggar ini berfokus pada penggarapan seni local yang dikemas secara teatrikal dan musical, seperti ide dari Badian untuk menggarap Balia menjadi sentuhan panggung. Balia merupakan upacara masyarakat Kaili untuk menyembuhkan orang sakit. Upacara ini diiringi oleh lalove (suling panjang), tabuhan gimba (kendang), serta tarian dan nyanyian.

Tetua Adat

Sanggar seni bahana membawa bdian untuk mengetahuo kebiasaan, ujaran, cerita rakyat, serta dongeng-dongeng yang berkembang saat zaman nenek moyang , nilai-nilai local yang belakanga ini mulai hilang oleh karena budaya lain. Ketika Abdian pulang kampung, ia pun aktif berinteraksi dengan tetua-tetua adat. Tetua itu bercerita bahwa individu dalam masyarakat yang menajdi sorea akan berkorban karena sorea itu berteriak-teriak secara manual di sepanjang kampung untuk mengumumkan acara-acara besar seperti adanya pertemuan pengumuman ataupun kegiatan keagamaan. Untuk menulis cerpen-cerpennya, Abdian menemukan inspirasi dengan cara mendayung kapal sampai di laut tepat diperbatasan antara teluk Palu dan selat Makasar.

Momentum

modal yang ia dapat disanggar ditambah dialog informal dengan tetua kampung mendapatkan momentum pada tahun 2009. Abdian bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa Untad. Hal yang utama yang dilatih olehnya ialah melatih keterampilam dalam menulisnya. Hasilnya pada tahun 2009 ia sudah bisa menyelesaikann cerpen pertamanya yang berjudul ‘Kupu-kupu Hijau” . Cerpen abdian  lalu dikirimkan olehnya ke Media Publishing di Jakarta. Pada tahun 2011 cerpennya tersebut diterbitkan dalam antologi Karena Aku tercipta istimewa”.

Sanggar Seni

Selain menjara di SMAN 2 Labean Kecamatan Balaesang dia juga mengajar di Sanggar Seni Hati. Di sanggar ini BAdian menularkan kecintaannya dalam dunia teater, serta menulis sastra seperti puisi dan cerpen. Sesuai obsesi dari ABdian ia mengajak siswa untuk menggarap isu pergulatan dan dinamika masyarakat Kaili. Karena ketertarikannya pada Sulawesi Tengah, ketika ia mengajar ia sering dianggap menyeleneh karena setiap apa yang diceritakannya tidak pernah lepas untuk bercerota tentang cerita rakyat Sulawesi Tengah. Dari pengalaman mengajar inilah ia yakin bahwa masih banyak anak uda yang ingin menekuni  dunia sastra asalkan disediakan wadah dan membka akses seluas-luasya untuk mereka.


Selasa, 25 Maret 2014

Kasus Pembunuhan Ade Sara, Mia, dan penganiayaan Iqbal Saputra


Kasus : Pembunuhan Ade Sara oleh mantan pacarnya Hafitd dan pacarnya Assyifa.
Pelaku : Hafitd dan Assyifa


Korban : Ade Sara Angelina S.



Senin,3 Maret 2014

Ade sara bertemu dengan assyifa yang memang sudah janjian di dekat statsiun Gondangdia pada pukul 17.30, lalu tiba-tiba tanpa sepengetahuan Ade Sara, mantan pacarnya Hafitd muncul. Disitulah Assyifa dan Hafitd melakukan sandiwara bahwa kalau Ade Sara tidak ikut dengan Assyifa, Asyifa tidak mau masuk mobil, akhirnya Ade sara meleraikan pertengkaran yang terjadi pada mantan pacarnya dan pacar barunya itu yang memang mereka sudah saling mengenal dari SMA. Selama diperjalanan, Ade Sara(19) disetrum dan dipukul oleh kedua tersangka. Agar Ade Sara tidak kabur,Assyifa dan Hafitd memkasa Ade Sara untuk membuka pakaiannya dengan tujuan agar Ade Sara tidak bisa kabur, tetapi Ade Sara tidak mau menuruti permintaan Hafitd dan Assyifa, pelaku naik pitam kemudian Hafitd menendang leher Ade sara dengan kaki kirinya. Tidak puas dengan melakukan hal seperti itu, mulut Ade Sara disumpal dengan tisu dan kertas sampai akhirnya tersedak dan meninggal. Pada pukul 21.25 Assyifa dan Hafitd tahu kalau Ade Sara sudah tidak bernyawa lagi karena Assyifa mendpati dada korban yang tidak berdetak lagi jantungnya.

Selasa, 4 Maret 2014

Pada pukul 02.00 WIB mobil Hafitd mogok dan lalu ia membawa mobilnya untuk disservice kecil oleh temanny. Disitu HAfitd memberitahu temannya bahwa ia membawa mayat, dan Assyifa pun memakaikan pakaian Ade Sara kembali.
Pada pukul 21.00 WIB pelaku membuang mayat ade sara di pinggir tol Bintara, Bekasi.

Rabu,5 Maret 2014

Pada pukul 6.30 WIB mayat Ade sara ditemukan oleh petugas patroli jalan tol Bintara . Saat itu terlihat sesosok mayat  di jalan Tol Bintara arah Cikunir KM 49. Wajahnya sudah membiru, dan ditangan kirinya melingkar gelang karet bertuliskan "Java Jazz Festival".


Komentar :

Menurut saya, kasus diatas bermotif atas rasa cemburu dan sakit hati. Lantaran Ade Sara tidak mau berhubungan lagi dengan mantan kekasihnya Hafitd sehingga membuat Hafitd kesal. Hafitd mempunyai pacar baru bernama Assyifa yang selalu dijadikan tempat curhatan Hafitd tentang Ade Sara, yang menyebabkan Assyifa sakit hati dan cemburu oleh Ade Sara karena Assyifa tidak ingin,Hafitd kembali lagi pada Ade Sara. Tetapi kasus ini perlu mendapat perhatian lebih untuk para remaja dan orang tua karena dengan adanya kasus ini sudah menjelaskan bahwa pengendalian diri sangat dibutuhkan. Pengendalian diri dapat didapatkan dari interaksi anak dengan orang tua sehari-hari serta pendampingan yang cukup dari masa kanak-kanak hingga remaja. Apabila interaksi dan pendampingan anak-anak kurang dari orang tua akibatnya anak akan kurang dapat mengendalikan emosinya, tetapi apabila anak mendapat pendampingan yang cukup dan interaksi dengan orang tua baik, anak tidak akan mengutamakan emosinya bahkan ia dapat berpikir lebih jernih dalam pemecahan masalah.

Teori-teori :



Sigmund freud(1856-1939)mengemukakan dalam teori kepribadiannya, bahwa jiwa terdir dari dari 3 sistem yaitu id, ego, dan super ego. Id ini berisi untuk memuaskan dorongan-dorongan primitif seperti kesenangan yang beintikan memuaskan semua dorongan mempertahaknkan kehidupan dan dorongan untuk mati. Ego adalah system dimana kedua dorongan id dan super ego beradu kekuatan, fungsinya untuk menjaga keseimbangan yang antara id dan super ego yang berhubungan dengan dunia nyata. Sedangkan superego ialah system ini dibentuk oleh budaya dan norma-norma yang berlaku. Dari kasus pembunuhan Ade Sara, para pelaku hanya mengikuti system id yang ada dalam dirinya dan memiliki kelemahan dalam superego dan egonya, karena dapat dilihat niat awal mereka ialah hanya menyiksa Ade Sara. Disaat seperti itu ia masih menggunakan sedikit system ego dan superego, karena lemahnya system ego, mereka tidak dapat menjaga keseimbangan  dan tidak memperhatikan norma-norma dalam segala tindakannya.



Abraham maslow(1908-1970) (hierarki of needs) dalam teorinya terdapat 5 tingkat kebutuhan yaitu:
1.     kebutuhan fisik : udara,makanan,minuman dan sebagainya.
2.     Keamanan : rasa aman, stabilitas, perlindungan, struktur,dan keteraturan.
3.     Kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai : orang ingin mencintai dan dicintai orang lain.
4.     Kebutuhan akan harga diri : kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain, kebutuhan kekuatan, penguasaan, dan sebaginya.
5.     Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri : bisa mengatualisasikan dan mengembangkan kesenangannya atau hobinya.

Dari kasus diatas dapat disimpulkan pelaku tidak mendapatkan kebutuhan rasa aman,kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai, dan kebutuhan akan harga diri, sebab apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut terpenuhi ia tidak akan melakukan hal yang tidak sewajarnya. Kebutuhan akan harga diri salah satunya kebutuhan untuk penguasaan, yang berarti ia ingin merasakan penguasaan erhadap orang lain untuk dirinya. Sedangkan kebutuhan rasa aman dan kebutuhan untuk dicintai dan dimiliki juga sangat berpengaruh dalam kasus diatas, karena apabila ia memiliki perlindungan(perhatian) yang cukup dari orangtuanya seorang anak akan dapat berpikir dengan jernih dengan perilakunya. Kurangnya kebutuhan akan dicintai dan mencintai juga dirasakan kurang oleh kedua pelaku, karena apabila para pelaku merasakan dicintai dan mencintai ia tidak akan punya pikiran untuk melakukan hal yang tidak masuk diakal hanya dengan alasa taut kehilangan seseorang.



Kasus : pembunuhan Mia Nuraini (15 tahun)

Pelaku AHG (21), NP (16), IR (23), CY (19), PA (20), dan YH (19). PA dan YH perempuan sudah ditangkap, namun, dua pelaku lain, yaitu A dan AF masih buron.


Korban : Mia Nuraini 


Mia, seorang siswi SMP  berumur 15 tahun tewas karena adanya pengeroyokan oleh 8 orang. Salah satu pelakunya adalah mantan pacar Mia yang berinisial A. Mia mempunyai pacar yang berinisial SS yang berbeda anggota geng motor dengan A. A tidak menyukai hubungan SS dan Mia, karena SS merupakan musuh bagi A yang berbeda kelompok pemuda. Pada saat Mia membonceng SS untuk menjemput temannya, SA. SA pun sendiri dalam satu motor dalam perjalanan itu. Tiba-tiba ada 4 motor yang mengikuti dengan mengejar Mia, SS, dan SA dengan membawa senjata tajam seperti, gir motor dan kayu dan dengan meneriakkan “maling,maling”. Akhirnya motor Mia dan SS terjatuh dan mereka dipukuli oleh beberapa pemuda tersebut, dan temannya SA masih tetap dikejar yang akhirnya terkena pukulan dan sabetan senjata tajam. Mia mengalami kerobekan pada muka dan kepalanya, ia meninggal setelah sempat dilarikan ke Rs. Fatmawati, sedangkan SS dan SA mengalami luka parah dan akhirnya dirawat. Para pelaku yang berinisial AHG (21), NP (16), IR (23), CY (19), PA (20), dan YH (19). PA dan YH perempuan sudah ditangkap, namun, dua pelaku lain, yaitu A dan AF, masih buron.
Kedua orang tua Mia tidak mengetahui bahwa Mia memiliki pacar.

Komentar :

Menurut saya kasus diatas menggambarkan salah satu factor lingkungan yang kurang baik. Terbentuknya geng-geng dan adanya pembagian wilayah itu yang membuat orang merasa berkuasa, yang padahal berkuasa dalam menguasai wilayah itu tidak baik. Karena adanya factor lingkungan yang seperti ini, para pelaku yang sebenarnya tidak terlibat dalam urusan Mia, SS, A menjadi terlibat karena adanya rasa tidak kompak antara anggota kelompoknya. Hal ini juga menunjukkanperhatian orang tua yang kurang terhadap anak-anaknya. Mia, anak berumur 16 tahun dibiarkan membawa kendaraan bermotor dan orang tua tidak mengetahui hal-hal yang dialami olehnya seperti Mia punya pacar atau tidak, itu artinya kurangnya interaksi antara orangtua dan anak yang berakibat buruk pada pergaulan Mia, Mia berinteraksi dengan orang-orang dewasa yang tidak memiliki inteligensi lebih tinggi dibanding Mia. Apabila dari segi para pelaku, para pelaku ini juga kurang mendapatkan perhatian orang tua dan factor lingkungan. Diumur 19-21 tahun yang harusnya digunakan untuk serius dalam pendidikannya, malah digunakan untuk memuaskan rasa cemburu dan emosi yang tidak membuahkan apa-apa selain kematian seseorang. Lagi-lagi peran orang tua sangat kurang dalam kasus ini. Peran orang tua sangat dibutuhkan oleh anak dalam pembentukan karakternya ketika dewasa.

Teori-teori :



Alfred adler(1870-1937) dalam salah satu pendapatnya mengenai nature vs nurture mengatakan bahwa kepribadian seseorang saling dipengaruhi oleh nature(bawaan) dan nurture(lingkungan) sekitarnya. Dan di kasus ini terlihat factor lingkunganlah yang berperan paling besar karena para pelaku dapat melakukan hal seperti itu karena adanya dorongan-dorongan yang mengahruskn mereka untuk turut ikut campur dalam masalah Mia, SS, dan A.
Sigmund freud(1856-1939) dengan salah satu teorinya defences mechanism(displacement) yaitu peluapan emosi(agresi) dimana ia bisa mengutarakan kekesalannya kepada seseorang yang posisinya akan tetap diam karena emosi yang dirasakan kepada orang lain tidak dapat diutarakan. Maka dari itu, salah satu pelaku A, mengutarakan kekesalannya kepada SS karena sebenarnya ia kesal terhadap Mia karena Mia tidak menuruti kemauannya untuk tidak berpacaran dengan SS.



Gustave Le Bon(1841-1931) dalam bukunya The Crowd ia membicarakan tentang konformitas, kepemimpinan dalam kelompok. Ia berkesimpulan bahwa individu-individu dalam suatu kelompok bersifat diktarorial karena dikuasai oleh jiwa bersama. Jiwa bersama ini memicu individu-individu untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya diluar keinginannya. Maka dari itu, pada kasus ini para pelaku merasa mempunyai fungsi yang sama karena memiliki jiwa bersama. Dan hal itu pulalah yang menjadikan para perilaku bertindak diluar keinginannya.

Kasus : penganiayaan sadis yang dialami oleh IS(Iqbal Saputra) berumur 3,5 tahun.

Korban : Iqbal Saputra (3,5 tahun)


 Korban, (IS) diculik dari awal desember 2013 oleh mantan kekasih ibunya, Dadang. Kasus ini bermotif sakit hati kepada ibu IS,Iis lantaran Dadang cemburu iis berselingkuh dengan laki-laki lain. Pada awalnya Dadang suka memberikan pakaian dan mainan kepada IS, tetapi IS terus menangis dan minta dibelikan sepeda yang membuat Dadang naik pitam karena Dadang tidak punya uang untuk membelikannya,lalu emosinya naik dan menyiksa IS. Dadang melakukan penganiayaan yang sadis seperti menyundut lengan IS dengan rokok sebanyak lebih dari 5 kali, menggigit perut Iqbal, menusuk-nusuk Iqbal dengan paku, menendang kemaluan, serta melakukan kekerasan pada bagian wajah dan kepala. Kini, sudah dilakukan rekonstruksi kejadian dan Dadang menyesali perbuatannya, dan Iqbal kini dirawat secara intensif di rumah sakit umum daerah koja, Jakarta utara. Iqbal sempat bilang bahwa ia merindukan ibunya.

Komentar :

Dengan adanya penganiayaan sadis seperti ini, psikologis IS pasti terganggu. Dan untuk memperbaiki ondisi psikologisnya seorang anak harus bertemu orangtuanya, Iis ibu dari korban. Penganiayaan ini bermotifkan sakit hati yang kemudian disesali. Itu berarti saat melakukan banyak penganiayaan Dadang tidak dapat berpikir jernih dan mengendalikan emosinya.

Teori :



Erik Erikson(1902-1994) dalam salah satu pendapatnya dalam perkembangan anak ialah trust vs mistrust. Seorang anak akan lebih percaya pada ibunya dan lingkungannya apabila sejak kecil ia diberi rasa perlindungan yang cukup oleh lingkungannya, tetapi apabila di waktu kecilnya ia diperlakukan secara kasar, ia akan memiliki perasaan yang mistrust atau tidak mempercayai lingkungannya bahwa lingkungannya itu aman baginya. IS mendapati menjadi anak yang mistrust karena sejak usia yang sangat dini ia mendapat perlakuan yang kasar dan penganiayaan. Karena itulah ia tidak dapat merasa perlindungan yang cukup dari lingkungannya. 


Sigmund Freud(1856-1939) dalam teorinya defence mechanism yaitu displacement mengemukakan bahwa displacement ini ialah peluapan emosi yang keliru. Pelaku (Dadang) yang sebenarnya kesal terhadap ibu korban, Iis meluapkan ketidak sukaannya dengan menganiaya anak dari mantan pacarnya itu,iis karena ia tidak bisa meluapkan kekesalannya terhadap iis.




Referensi :

Sarwono, Sarlito W. (2002). Berkenalan Dengan Aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. 3rd Edition.  BULAN.  Jakarta. 

John W. Santrock.  (2011).  Life Span Development.  13th Edition.  McGraw Hill.  New York.   ISBN: 978-0071221696.

King, A. Laura. (2010). The Science of Psychology : an Appreciative View. Jakarta : Salemba Humanika.


Diambil tanggal 25 Maret 2014, dari http://www.merdeka.com/tag/p/pembunuhan-ade-sara


Diambil pada tanggal 25 Maret 2014, dari



Kamis, 20 Maret 2014

psikologi strukturalisme dan fungsionalisme


Fungsionalisme ialah yang menekankan tujuan atau fungsi sebuah perilaku, sedangkan stukturalisme menekankan pendeskripsian dan menganalisis perilaku. Bila para Strukturalis memperhatikan "apa" yang terjadi ketika organisme melakukan sesuatu tetapi para fungsionalis mempermasalahkan bagaimana dan mengapa organisme itu melakukan sesuatu. Fungsionalisme di Amerika dipelopori oleh William James, lalu fungsionalisme terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok Chicago (Chicago school of functionalism) yang dipelopori oleh John Dewey, dan kelompok Columbia (Columbia school of functionalism) yang dipelopori oleh James Mckeen Cattell.
Berikut beberapa tokoh Strukturalisme :

1.     Wilhem Wundt (1832-1920)

 

            Wilhem Wundt lahir di provinsi di wilayah barat daya Jerman, Baden, dan Wundt ialah anak seorang pastor Lutheran. Dari masa kecil sampai remajanya, Wundt harus mengikuti jadwal belajar yang ketat dan sedikit bermain, hal ini membuat Wundt menjadi dewasa yang kaku yang hanya menekankan pada upaya-upaya intelektualnya secara sistematis dan produktif. Kemudian Wundt belajar di Universitas Heidelberg (Jerman) dengan memiliki niat menjadi fisiolog, ternyata Wundt berubah pikiran untuk beralih bidang yaitu bidang kedokteran karena ia berpikir mengenai kepraktisannya dalam memperoleh biaya hidupnya. Setelah belajar selama 4 tahun ia menyadari bahwa ia tidak tertarik untuk menjadi dokter, akhirnya pada tahun 1856 ia berangkat ke Berlin untuk belajar  di institut fisiologi Johannes Muller dan dimana ia juga bekerja sama dengan Du-Bois Reymond. Setelah mempunyai  pengalaman yang singkat, Wundt kembali ke Heidelberg untuk menyelesaikan studi kedokterannya, dan mengajar sedikit dalam bidang fisiologi.
            Pada tahun 1958 Helmholtz dating ke Heidelberg, kemudian ia bekerja di laboratorium yang sama denganWundt selama 13 tahun.  Setelah itu pada tahun 1871 Hemlholtz pindah ke Berlin, tetapi Wundt tidak diberikan kesempatan untuk menggantikan posisinya. Akhirmya, Wundt meninggalkan Heidelberg pad atahun 1874 dan selama setahun mejadi professor filsafat induktif di Zurich, dan pada tahun 1875 menjadi professor filsafat di Leipzig, dimana ia tinggal selama sisa kariernya yang panjang,
            Setelah Wundt mendapatkan basis yang kuat menenai fisiologi, Wundt tertarik pada studi psikologi. Pada tahun 1873 dan 1874 ia memublikasikan usulan sistematisnya bagi lahirnya disiplin baru, yakni psikologi terbagi atas 2 bagian, Grundzuge der Physiologischen Psychologie (prinsip-prinsip psikologi fisiologi) yang berlanjut sampai edisi keenam. Dalam karyanya ini Wundt  berupaya mengembangkan paradigma, atau kerangka kerja, psikologi sebagai ilmu pengetahuan eksperimental tentang pikiran, dan untuk dipelajari melalui proses-prosesnya.
            Wundt mendidirkan laboratorium di Leipzig  pada tahun 1879 yang dianggap sebagai  laboratorium pertama yang secara khusus didekasikan bagi penelitian psikologi.  Pada tahun 1881 ia mendirikan sebuah jurnal untuk melaporkan berbagai studi eksperimental yang ada di laboratoriumnya yang disebut  Philosophische  Studien ( studi filosofi). Daftar murid Wundt mencakup pendiri-pendiri system psikologi di Jerman, di seluruh Eropa, dan di Amerika. Sebagian besar murid Wundt menyimpang dari konsepsi Wundt tentang psikologi dan lainlainnya.

2. Edward Bradford Titchener (1867-1927)

            titchener lahir di chichester Inggris selatan(1867) dalam keturunan keluarga bangsawan kuno tetapi tidak banyak berharta.  Meskipun Titchener hanya 2 tahun menjadi murid Wundt tetapi Titchener mempertahankan secara kaku interpretasinya tentang system Wundt selama kariernya di Univeristas Cornell di New York.
Titchener memperoleh beasiswa  dan masuk ke universitas Oxford pada tahun 1885 untuk mempelajari filsafat  dan menjadi tertarik pada tulisan-tulisan Wundt, lalu ia menerjemahkan edisi ketiga Wundt Prinsip-prinsip Psikologi Fisiologi. Namun, psikologi baru Wundt tidak diterima secara antusias di Oxford, sehingga Titchener memutuskan untuk pergi ke Leipzig dan bekerja dengan Wundt. Pada tahun 1892 Titchener menyelesaikan gelar doktornya disertai dengan menyelesaikan efek binokular dari stimulasi monocular. Setelah gagal mendapatkan posisi  di Inggris, Titchener mendapatkan posisi keprofesoran di Cornell yang lowong karena Frank Angell salah satu murid Wundt yang lain pindah ke Universitas Stanford yang baru didirikan. Titchener  mengajar psikologi di Cornell selama 35 tahun yang membuat ia sangat keras terhadap dirinya sendiri untuk mendukung versi kaku psikologi stuktural dan tidak menoleransi penyimpangan.
Karya-karya Titchener termasuk outline of  Psychology (1896), A Primer of Psychology (1898), Experimental Psycholofy (1901-1905), Psychology of Feeling and Attention (1908), Experimental Psychology of the Thought Processes(1909), dan A Test-Book of Psychology ( 1909-1910) karya-karya tersebut akademis dan sistematis hampir memiliki lingkup ensiklopedik.
            Titchener hanya berkutat dengan analisis eksperimental pikiran manusia dewasa normal, tidak dengan perbedaan individual, ia menjauhkan diri dari tema utama psikologi Amerika, yang merupakan studi tentang topik-topik seperti psikologi anak, psikologi abnormal, dan psikologi hewan. Selain itu, Titchener sering bersitegang dengan para koleganya dari Amerika dan mendirikan Organisasi sendiri untuk menyaingi Asosiasi Psikologi Amerika yang belum lama beridirinkarena suatu perbedaan pendapat dengan para anggota organisasi tersebut.
            Psikologi Struktural dari Wundt dan Titchener memiliki 3 tujuan : menggambarkan komponen-komponen kesadaran sebagai elemen-elemen dasar, menggambarkan kombinasi elemen-elemen dasar tersebut, dan menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan system saraf.
            Metode eksperimental yang diajukan untuk memastikan ketepatan analisis isi mental adalah introspeksi. Teknik pelaporan diri ini merupakan pendekatan klasik untuk menggambarkan pengalaman pribadi. Introspeksi yang diartikan Wundt dan Titchener jauh lebih cermat dan terkontrol dibanding Augustine dalam bukunya confessions sebuah pendekatan intospektif dalam ilmu pengetahuan di Jerman pada abad ke-19 yang diteguhkan melalui karya elegan Purkinje. Introspeksi yang diartikan Wundt dan Titchener menekankan pada kredibilitas psikologi structural yang terletak pada penggunaan introspeksi secara benar yaitu penekanan pada pengalaman langsung yang dijadikan subjek pembahasan psikologi mengharuskan kebergantungan pada metode yang mengukur pengalaman murni tersebut. Introspeksi bergantung pada karakteristik kesadaran yang diamati. Kesalahan yang sering dilakukan oleh introspeksionis tidak terlatih disebut “kesalahan stimulus” yaitu menggambarkan objek yang diamati, bukan isi kesadaran. Kesalahan stimulus, menurut titchener tidak menghasilkan data psikologis namun menghasilkan deskripsi fisik. Menjadikan introspeksi sebagai satu-satunya metode yang dapat diterima dalam penyelidikan psikologi secara serius dipertanyakan karena  tidak ada fakta atau prinsip yang dapat diperoleh dari metode introspeksi.
            Wundt mengembangkan teori prasaan yang terdiri dari 3 dimensi (senang-tidak senang, tegang-rileks, bergairah-tenang) pada tahun 1890-an tetapi Titchener hanya setuju pada 1 dimensi yaitu Senang-tidak senang. Penerimaan titchener hanya pada 1 dimensi membuatkan mereduksi emosi menjadi sekadar reaksi visceral organic. Interpretasi Wundt yang lebih luas membawanya lebih jauh dari kesimpulan tanpa sadar Helmholtz dan menghipotesiskan apersepsi sebaga proses kreatif dari komponen-komponen pembentuk persepsi total. Apersepsi merupakan aktivitas kognitif yang dapat mengetahui hubungan logis antar isi mental; perasaan dianggap sebagai hasil apersepsi isi indrawi.
            Psikologi structural tidak bertahan lama setelah kematian Titchener (1927) karena reaksi terhadap psikologi structural di Amerika merupakan kesalah pahaman dalam tulisan-tulisan Wundt dan akibat kebergantungan Titchener atas system Wundt.

3. Herman Ebbinghaus (1850-1909)


            Ebbinghaus lahir di Barmen Jerman pada tahun 1850 dan meninggal di Halle, Jerma 1909. Tokoh psikologi yang terkenal atas eksperimentasi individualnya. Ebbinghaus melakukan studinya di universitas Bonn, disertai doktornya tentang pandangan-pandangan von Hartmann tentang ketidak sadaran. Setelah itu, ia mengajar di Ingggris dan Perancis selama 7 tahun untuk membiayai kehidupannya. Ketika di Paris ia menemukan buku Elemente der Psychophysik yang membuatnya  mulai mempelajari memori dengam mempelajari penginderaan yang digunakan oleh Fechner. Ebbinghaus memandang bahwa hokum pengulangan sebagai kunci kuantifikasi memori. Ia menggunakan suku kata tanpa arti sebagai alat pembentukan asosiasi. Dengan suatu pertimbangan oa memilih satu suku kata  tanpa arti yang dapat menyulitkan ingatannya. Ia menggunakan metode ini untuk mengukur waktu penguasaan dan lam ingatan seiring berjalannya waktu. Karya Ebbinghaus yang berjudul Ueber Das Gedachtnis (diterjemahkan dalam bahasa ingggris dengan judul memory) terbit pada tahun 1885,yang menjelaskan metodologi dan temuan-temuannya, termasuk yang terkenal yakni kurva ingatan yang menunjukan proses lupa seiring berjalannya waktu dari sejak pertama kali ingatan diperoleh. Karyanya ini sangat diterima secara luas karena Ebbinghaus mendokumentasikan serangan eksperimental pernuh pada proses-proses mental lebih tinggi yang diabaikan oleh Wundt.
            Ebbinghaus menjadi professor di Berlin, Wroclaw(Breslau) dan Halle dan ia juga banyak menarik mahasiswa. Ia mendirikan jurnal Zeitschrift fur Psychologie unad Physiologie der sinnersorgane (artikel baru bagi psikologi dan fisiologi organ-organ indra;1890). Dari studi memori kemudian ia berlanjut ke studi tentang penglihatan warna.  Ia membuat buku teks psikologi umum Dasar-dasar psikologi(1897) yang digunakan di banyak universitas Jerman sebagai buku teks standard an hal itu membuat reputasinya meningkat.

Ebbinghaus Forgetting Curve



Tokoh-tokoh Fungsionalisme

1.     William James (1842-1910)



James lahir pada tanggal 1 november 1842 di New York City,meninggal pada 16 Agustus 1910 di Mount Chocura, New Hampshire Amerika Serikat. Pada tahun 1861 ia mask Universitas Harvard, mula-mula ia mempelajari ilmu kimia, kemudian anatomi perbandingan, biologi dan ilmu faal, dan masuk fakultas kedokteran di Universitas yang sama pada tahun 1864. Minat terhadap psikologinya makin kuat ketika ia mengunjungi Jerman pda tahun 1867-1868. Di Berlin ia mengikuti kuliah-kuliah yang diberikan Du Bois Reymond, ahli ilmu faal yang terkenal dan di Heidelberg ia sempat mengikuti kuliah-kuliah yang diberikan oleh Helmholtz dan Wundt. Karier akademis James diterukan di Harvard, 1869-mendapatkan gelar doktor, 1872-menjadi dosen, 1876-asisten professor ilmu faal, 1880-assisten professor ilmu faal. 1880-asisten professor filsafat,1885-profesor filsafat, 1889-proffesor psikologi, dan 1897-1907 kembali menjadi professor filsafat. Ia mendirikan salah satu laboratprium yang pertama di dunia pada tahun 1875. Studinya yang utama dalam psikologi yang dituliskan dalam bukunyanPrinciples of Psychology (1890) menjadi salah satu dasar yang digunakan oleh psikologi modern. James adalah pelopor psikologi Amerika dan sering disejajarkan dengan Wundt di Jerman.
Metode yang digunakan kaum aliran fungsionalisme dikenal dengan nama metode observasi tingkah laku yang terdiri dari metode fisiologi dan metode variasi kondisi. Metode fisiologi adalah menguraikan tingkah laku dari sudut anatomi dan ilmu faal, misalnya tingkah laku “mendengar” diuraikan dari segi fisiologi dan bersudutkan pada anatomi dan ilmu faal. Sedangkan metode variasi kondisi inilah yang sebenarnya merupakan metode eksperimental dalam aliran fungsionalisme. Dalam metode ini, kondisi stimulus terhadap seseorang, percobaan divariasi atau diubah-ubah. Metode ini digunakan untuk meneliti tingkah laku yang sudah mengandung unsure-unsur psikologisnya.

Fungsionalisme Chicago.

2.     John Dewey (1859-1952)



lahir pada tanggal 20 oktober 1859 di Burlington, Vermont, United States dan meninggal pada tanggal 1 juni 1952 di New York City,united States. Dewey menjadi pelopor psikologi fungsionalisme dichicago. Dewey Filsuf Amerika dan pendidik yang merupakan pendiri gerakan filsafat yang dikenal sebagai pragmatisme, pelopor dalam psikologi fungsional, dan pemimpin gerakan progresif dalam pendidikan di Amerika Serikat. Pragmatisme adalah system filosofi Amerika. Pragmatisme menekankan hasil, bukan metodenya, filsafat pragmatis tidak berisi kesimpulan lengkap doktrin atau keyakinan, namun lebih berisi cara tertentu dalam berfilsafat. Psikologi fungsional sebagai pendahulu langsung terhadap filsafat pragmatis yang menciptakan atomsfer intelektual tanpa membicarakan apa yang individu lakukan melainkan bagaimana individu melakukannya.
Kariernya yang panjang dtandai dengan komitmen terhadap perubahan sosial. Ia memandang bahwa pendidikan ialah kunci perbaikan individu atau masyarakat lain agar menjadi lebih baik. Selain itu, daripada Dewey menjadikan dirinya sendiri sebagai dedikasi untuk mengembangkan psikologi itu sendiri, Dewey menggunakan psikologi sebagai suatu alat bagi visi sosialnya. Pada tahun 1884 Dewey meraih gelarnya dan disertai dengan psikologi Kant, 20 tahun berikutnya Dewey mengabdi di wilayah barat tengah, pertama di Michigan kemudian ke Chicago, sebelum pindah ke Universitas Columbia pada tahun 1904. Pada tahun 1886 ia memublikasikan buku pertamanya yang berjudul Psychology tentang ilmu pengetahuan baru di Amerika. Meskipun buku tersebut mengartikan psikologi dari  segi fungsional, tapi ia benar-benar seorang filsuf yang menggambarkan penginderaan sebagai contoh kesadaran dasar timbul sebagai respon terhadap jiwa.
Hingga saat kepindahannya ke Columbia, pandangan-pandangannya masih berarah kenaah pendidikan dan filsafat sosial. Kontribusi utamanya yang diberikan semasa ia di Chicago adalah memimpin kelompok cendekiawan muda yang yakin dengan kegunaan psikologi dan mendukung pandangan bahwa psikologi Amerika dan Fungsional itu adalah sama.

3.     James Rowland Angell.



Angell lahir pada tanggal 8 Mei 1969, di Burlington,Vermont, United states dan meninggal pada tanggal 4 maret 1949 di Hamden, Connecticut, US. Angell datang ke Chicago pada tahun 1894 dan menetap disana sampai tahun 1920. Ia adalah cucu salah satu presiden Universitas Brown, dan anak presiden Universitas Vermont yang kemudian menjadi presiden universitas Michigan. Angell sendiri menjadi presiden Yale pada tahun 1921. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Michigan dan meraih gelas magister di Harvard pada tahun 1892. I kemudian belajar di Halle Jerman untuk meraih gelar doctor dan menyelesaikan semua persyaratan, tetapi meninggalkan Halle dan menerima pekerjaan baru di Universitas Minnesota. Pidato pelantikannya  sebagai presiden Asosiasi Psikologi Amerika pada tahun 1906 dengan papernya yang berjudul” The Province of Functional Psychology” yang mengememukakan 3 pandangannya terhadap fungsionalisme :
1.            Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation”(aktivitas bekerjanya jiwa), sebagai lawan terhadap psikologi tentang elemen-elemen mental.
2.            Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan-kegunaan dasar dari kesadaran, dimana jiwa(mind) merupakan perantara antara lingkungan dan kebutuhan-kebutuhan organisme, ini disebut juga sebagai teori emergensi dari kesadaran. Untuk keadaan biasa yang tidak bersifat emergensi yang berfungsi adalah kebiasaan(habit).
3.            Fungsionalisme adalah psikofisik, yaitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang terdiri dari badan dan jiwa. Ia mempelajari juga hal-hal di luar kesadaran, misalnya kebiasaan(habit) dan setengah sadar(half consciousness).
Angell mendefinisikan inti psikologi fungsional adalah penerimaan atas pendekatan biologis untuk mengetahui cara kerja pikiran dalam penyesuaikan individu psikofisis dengan lingkungan. Angell, menyebutkan 3 bidang dalam psikologis fungsional. Pertama, psikologi  fungsional mempelajari operasi mental. Kedua, penekanan psikologi fungsional pada aktivitas adaptif, ketiga, psikologi fungsional menerima suatu interaksi psikofisis, antara pikiran-tubuh.
Dibawah kepemimpinan Angell, psikologi fungsionalis menjadi berkembang dan berbagai makalah tentang penelitian manusia serta tingkat-tingkat infra pada manusia dipublikasikan secara meluas. Murid dari Angell yang paling terkenal dengan behaviorime di Amerika John B. Watson yang disertai buku berjudul Pendidikan hewan: perkembangan psikis tikus putih(1903). Angell menolak behaviorme Watson yang dianggap membahayakan dalam psikologi dan dianggap absurb didalam filosofi, namun pandangan Watson tersebut ialah merupakan konsekuensi logis dari beberapa tujuan dasar psikologi fungsional.
  
Fungsionalisme Columbia

4.     james McKeen cattell (1860-1944)




Lahir pada tanggal 25 Mei 1860, Easton, US dan meninggal pada 20 Januari 1944 di Lancaster US. Cattell meraih gelar sarjananya di Lafayette College di Easton,Pennyslavia, kemudian belajar di Jerman dibawah bimbingan Wundt dan Lotze. Setelah ia kembali ke Amerika untuk belajar di Hopkins Cattell memberikan komitmennya secara pasti bagi psikologi. Ia kembali ke Jerman dan myakinkan Wundt bahwa ia membutuhkan asisten yaitu Cattell. Selama bekerja di laboratorium Wundt, cattell tertarik dengan eksperimen tentang waktu reaksi yaitu perbedaan individual dalam waktu reaksi. Setelah ia mengajar selama 1 tahun di Amerika, dan pada tahun 1888 ia juga mengajar di Universitas Cambridge. Dari tahun 1888-1891, Cattell mebjadi professor di Universitas Pennsylvania, dan dari tahun 1891-1917, ia menjabat posisi yang sama di Columbia. Di kedua universitas ini Cattell membangun laboratorium psikologi. Lalu Cattell dipecat dari Universitas  Columbianya karena ia menentang  keterlibatan Amerika dalam PD 1, akhirnya ia mengabiskan sisa hidupnya dengan minatnya dibidang test psikologi dan tugas-tugas tutorialnya. Pada tahun 1894, bersama James Baldwin(1861-1934) ia mendirikan Psychological Review, lalu pada tahun 1900 ia menerbitkan Popular science( kemudia berganti menjadi Scientific Monthly). Selama 32 tahun Cattell menjadi editor American Men of Science an berulang kali menjadi editor Science, School and Society, dan American Naturalist.
            Minat Cattell terhadap perbedaan individual yang menjadikannya adanya pengujian mental pada tahun 1890-an. Pada tahun 1892, ia memublikasikan sebuah monograf, On The Perception of small Differences, dimana ia memperkenalkan analisis statistik mendetail terhadap kesalahan dalam penilaian yang dilakukan oleh para subjek dalam eksperimen psikofisis tradisional dan dalam studi ini juga ia mengiktui arah  yang telah diambil Galton. Cattell memublikasikan sebuah laporan mengenai pengukuran fisik dan mental terhadap para mahasiswa Columbia pada tahun 1896 dan diikuti dengan  survei evaluatif terhadap para ilmuwan ternama. Ia mendirikan perusahaannya sendiri, The Psychological Corporation untuk memasarkan keahlian psikologis dan alat-alat pengukuran kepada masyarakat.

5.     Edward Lee Thorndike (1874-1949)



Edward Lee Thorndike lahir 31 Agustus 1874 di Williamsburg , Massachusetts .
Dia meninggal pada tanggal 9 Agustus 1949. Thorndike dikenal sebagai pendahulu behaviorisme Amerika. Karya awal Thorndike tumbuh dari semangat fungsional psikologi Amerika yaitu pembelajaran tentang hewan yang mencerminkan klasifikasinya yang tepat dalam tradisi behavioris. Thordike adalah salah satu tokoh fungsionalisme kelompok Columbia. Setelah ia menyelesaikan studinya di Harvard, ia bekerja di Teacher’s College of Columbia dibawah pimpinan James McKeen Cattell. Pada tahun 1898 Thorndike menerbitkan bukunya yang berjudul  Animal Intelligence, An Experimental Study of Association Process in Animal. Buku ini merupakan hasil penelitian thorndike terhadap tingkah laku beberapa jenis hewan seperti, kucing,anjing dan burung, mencerminkan  prinsip dasar dari proses belajar(learning) tidak lain sebenarnya adalah asosiasi. Suatu stimulus(s) akan menimbulkan suatu respons (R), tertentu. Teori ini disebut sebagai Teori S-R. dalam teori S-R dikatakan bahwa dalam proses belajar, pertama kali organisme (hewan, orang) belajar dengan cara coba-salah( Trial and error). Dalam proses belajar yang mengikuti prinsip coba-salah ini, ada beberapa hokum yang dikemukakan Thorndike:
1.hukum efek (The Law of Effect): intensitas hubungan antara S dan R akan meningkat apabila hubungan itu diikuti oleh keadaan yang menyenangkan. Sebaliknya, hubungan itu akan berkurang kalau diikuti oleh keaadaan yang tidak menyenangkan.

6.     Robert Sessions Woodworth (1874-1949)


Woodworth lahir pada tanggal 17 oktober 1869 Belchertown, Massachusetts US, dan meninggal pada 4 juli 1962 New York City, New York, US. Tokoh lain dari kelompok Columbia ini adalah tokoh yang benar-benar terkemuka dan pernah mendapat medali emas (1956) dari The American Psychological Foundation atas jasa-jasanya mempersatukan dan mengorganisasikan psikologi di Amerika Serikat. Woodworth mendapat gelar M.A dari Universitas Harvard pada tahun 1897, dan kemudian mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1899 di Columbia di bawah bimbingan James McKeen Cattell dalam bidang psikologi. Woodworth menjadi tokoh yang luas pandangannya dan disegani orang sampai saat pensiunnya  pada usia 89 tahun. Titik pangkal pendirian Woodworth dalam psikologi adalah fungsionalisme. Woodworth merasa tidak cukup mempelajari hubungan S-R saja, melainkan lebih penting dari itu,ia merasa harus mempelajari pula dinamika hubungan S-R tersebut. Bagaimana terjadinya hubungan itu, bagaimana perkembangan hubungan itu dalam situasi-situasi yang berubah-ubah. Pahamnya yang dikemukakannya dalam bukunya Dynamic Psychology (1918) menyebabkan bahwa Woodworth patut digolongkan dalam pengikut aliran psikodinamik. Woodworth sering disebut sebagai tokoh yang memelopori ilmu tentang motif, atau motivologi.

referensi :


Sarwono, Sarlito W. (2002). Berkenalan Dengan Aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. 3rd Edition.  BULAN.  Jakarta. 

 Brennan, James F. (2006). Sejarah dan Sistem Psikologi. 6th Edition. RAJAP. Depok.